NPM : 16209331
Kelas : 3EA12
BAB I
Landasan Teori
PENDAHULUAN
Lampu merupakan alat penerang yang paling evektikf ketika malam datang, karena dengan adanya cahaya lampu yang bersinar, maka kegiatan manusia di malam hari dapat terus berjalan. Setiap rumah di dunia maupun di Indonesia, tentu memiliki lampu sebagai alat penerangannya.
PT Philips Indonesia, adalah produsen lampu dengan pasar yang sukses di Indonesia, karena menguasai pasar lampu di Indonesia hingga 45% lebih. Tentu hal ini merupakan hal yang sangat luar biasa.
Kebutuhan manusia akan lampu sebagai alat penerangan di rumah maupun di tempat lainnya, membuat lampu merupakan salah satu alat pokok yang kini sangat dibutuhkan manusia.
1. Latar Belakang Masalah
Persaingan pasar lampu belakangan ini semakin ketat dengan banyaknya merek lampu lokal yang beredar di pasaran, Pasar lampu listrik belakangan berkembang cukup pesat. Ketatnya persaingan pasar antara produk lokal dan produk impor, serta membanjirnya produk impor, terutama dari Cina, dengan harga murah, mewarnai potret industri ini.
Selain itu, naiknya harga bahan baku, melonjaknya tarif listrik, naiknya harga BBM, dan masalah lainnya berpengaruh cukup besar bagi industri ini. pada tahun 2006, penjualan lampu nasional diperkirakan mencapai 260 juta unit senilai Rp 4 triliun.
2. Rumusan Masalah
Rumusan massalah dari studi kasus ini adalah :
1. Bagaimana PT Philips Indonesia menghadapi perilaku konsumen yang beraneka ragam.
2. Bagaimana konsumen menyikapi persaingan produk lampu listrik.
3. Bagaimana konsumen mengambil keputusan memilih produk yang sesuai dengan keinginan.
3. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Bagaimana PT Philips Indonesia menghadapi perilaku konsumen yang beraneka ragam.
2. Bagaimana konsumen menyikapi persaingan produk lampu listrik.
3. Bagaimana konsumen mengambil keputusan memilih produk yang sesuai dengan keinginan.
4. Metodelogi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, untuk mencapai tujuan penelitian di atas adalah dengan menggunakan metode survey kuisioner. Data didapat melaui contoh dari beberapa konsumen yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
Selain itu juga didapati beberapa data-data yang didapat dari beberapa perusahan sebagai bahan pemikiran lanjutan.
BAB II
Pembahasan
Proses pengambilan keputusan oleh konsumen
1. Model proses pengambilan keputusan
Terdapat tiga model dalam analisis pengambilan keputusan konsumen :
1. Economic Models
Pengambilan keputusan diambil berdasarkan alasan ekonomis dan bersifat lebih rasional
Contoh : konsumen akan memilih produk lampu yang harganya paling murah, karena alasan harga.
2. Psychological models
Diambil lebih banyak karena alasan psikoligs dan sejumlah faktor sosilogis seperti pengaruh keluarga dan budaya.
Contoh : seorang konsumen membeli lampu dalam jumlah besar karena kebutuhan seluruh anggota keluarga di rumah.
3. Consumer behaviour models.
Model yang umumnya diambil kebanyakan konsumen, Dilandasi oleh faktor ekonomis rasional dan psikologis.
Contoh : sebuah produk lampu Philips yang sudah terkenal akan lebih banyak di minati oleh banyak konsumen karena banyak pemikiran tentang kualitas dan mutunya.
2. Tipe-tipe proses pengambilan keputusan
Ada beberapa tipe proses pengambilan keputusan oleh konsumen.
a) Keputusan tentang kategori produk
Konsumen menentukan produk lampu mana yang akan di pilih sebagai barang konsumsinya.
b) Keputusan tentang merek produk.
Konsumen akan merasakan kepuasan terhadap sebuah merek produk lampu, setelah menggunakannya.
c) Keputusan tentang sumber informasi.
Konsumen memahami dan percaya mengenai sumber informasi mengenai produk yang kemudian dikonsumsinya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah
a) Berpikir positif terhadap masalah. Menjadi seorang yang bisa mencari masalah, yaitu mencari kesenjangan yang
ada pada diri sendiri dan orang lain dengan mencari penyebab ketidaknyamanan atau kesenjangan tersebut.
Contoh : seorang konsumen berusaha untuk mencari tahu tentang masalah yang terjadi pada redupnya lampu di rumah, akhirnya di temukan jawabannya bahwa ternyata lampu telah memasuki masa uzurnya,
b) Berpikir positif terhadap kemampuan memecahkan masalah. Melihat diri sebagai seorang yang bisa dan mampu memecahkan masalah dengan mengenali sumber-sumber kekuatan yang ada pada diri sendiri dan mencari sumber-sumber eksternal yang sekiranya dapat membantu dalam memecahkan masalah
Contoh : seorang konsumen optimis terhadap suatu permasalahan akan diselesaikannya dengan baik dengan segenap kemampuan dan kekuatan yang dimilikinya..
c) Berpikir secara sistematis. Menyelesaikan masalah dengan penuh kesadaran melalui tahap-tahap yang telah direncanakan agar diperoleh suatu kesimpulan.
Contoh : ada seorang konsumen lampu listrik yang berusaha mencari tahu mengenai masalah yang ada pada lampunya dengan sebuah urutan hirarki penyelesaian masalah, mulai dari membuka lampu dari dudukannya, kemudian membuka lampu lalu menganalisisnya sehingga di temukan informasi dari kesalahannya.
4. Pembelian
Istilah pembelian adalah dimana bila seseorang bersedia untuk menukarkan sejumlah uangnya yang senilai dengan sejumlah barang yang diinginkan untuk dapat mencapai kepuasan.
Contoh : seorang konsumen membeli sebuah lampu philips seharga Rp. 40.000, dan ia pun menyanggupi untuk membayarnya senilai dengan harga lampu tersebut.
5. Diagnosa perilaku konsumen
Mendiagnosa perilaku konsumen adalah melihat secara lebih dalam mengenai sikap dan prinsip yang dimiliki konsumen terhadap suatu barang, untuk itu perusahan harus mampu membaca bagaimana dan apa yang diinginkan oleh konsumennya.
BAB III
Penutup
Kesimpulan dan Saran
Sebagai perusahaan yang besar PT Philips Indonesia memiliki pasar yang besar di tanah air, sebagai perusahaan lampu listrik yang besar, philips selalu mengutamakan kualitas terhadap semua produknya agar tidak mengecewakan konsumen sejatinya. Philips juga menetapkan standar yang tinggi terhadap produk yang akan dipasarkan.
Dalam menghadapi perilaku konsumen yang beraneka ragam, PT Philips Indonesia senantiasa mendengarkan masukan dan saran dari para konsumennya, tentu konsumen akan memberikn saran yang terbaik bagi produk yang digunakannya.
Philips juga melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan konsumennya yang lebih terperinci, yaitu dengan cara memberikan segmentasi pasar yang lebih luas. Misalnya, Philips mengeluarkan lampu dengan harga yang lebih mura dengan tingkat efisiensi yang tinggi.
Philips juga menjunjung tinggi kebutuhan konsumen setianya dengan memberikan garansi terhadap produk yang dibeli oleh konsumen, hal ini dilakukan agar konsumen terlayani dengan maksimal dan mendapatkan jaminan terhadap barang yang dibeiinya.
Saran
Agar perusahaan tetap mendapatkan kesetiaan dari para konsumennya yang setia, sebaiknya Philips meningkatkan inovasi yang lebih menarik terhdap produknya, serta philips dituntut agar lebih dapat membaca perilaku konsumen karena dengan melihat apa yang konsumen inginan, maka perusahaan dapat dikatakan sudah mampu untuk memahami perilaku konsumennya.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar